KOTA PEKALONGAN – Paguyuban Pengrajin & Pedagang Watu Aji Brojomusti Kabupaten Banyumas, menggelar pameran akik tingkat Nasional di Plaza Pekalongan lantai 2 Pekalongan, mulai Kamis sapai dengan Senin, tanggal 7 – 11 Mei 2015.
Owner Brojomusti sekaligus Ketua Penyelenggara Kegiatan, Edo Damaraji, mengatakan, dalam pameran di Pekalongan, Brojomusti menggelar pameran akik tidak hanya tingkat lokal, melainkan tingkat nasional dengan menghadirkan para pengrajin dan juga pedagang akik dari beberapa penjuru daerah, yang memiliki karakteristik akik khas.http://www.radarpekalonganonline.com/75280/dibuka-pameran-akik-nasional-di-plaza-pekalongan/
“Seperti Aceh dengan Giok Hitam (Black Jadenya), Bengkulu dengan raflesianya, Banten akan kalimaya serta bacannya, tak ketinggalan Banjarnegara dengan nogosuinya, Wonogiri dengan fire opal (barjad api), dan lain-lain,” terangnya menjelaskan.
Tidak hanya dari daerah yang disebutkan saja, Edo juga menjelaskan, pihaknya juga menghadirkan batu khas Pekalongan sendiri.
“Kita juga akan kenalkan batu khas Pekalongan asal Petungkriyono, yang juga tak kalah cantik dan memikat. Karena memang setiap akik daerah Jawa itu sebenarnya hampir sama. Namun tetap mempunyai keunikannya masing-masing yang tidak dimiliki lainnya,” tutur pria yang memajang beberapa akik di jari jemarinya.
Brojomusti yang menggandeng BMC (Batu Mulia Comunity) berharap dengan pameran tersebut bisa mendapat dukungan dari Pemkot & Pemkab, untuk maju bersama dalam mengembangkan batu mulia dengan cara yang benar.
“Kami berharap, bisa mengembangkan potensi batu mulia di Indonesia. Namun dengan cara tetap ramah lingkungan,” imbuhnya.
“Kalaupun misalnya kita menemukan batu bongkahan besar itu, tidak lantas harus dipotong-potong kecil menjadi akik-akik yang menempel di lengan. Akan tetapi akan lebih bernilai tinggi, apabila dijadikan patung dengan seni pahat yang tentu akan lebih bernilai tinggi dari pada hanya menjadi cincin biasa. Justru akik yang dijadikan cincin itu merupakan sisa dari pahatan yang tidak dipakai tersebut,” imbuhnya berharap.
Pihaknya juga yakin, batu akan menjadi penghasilan yang menjanjikan apabila dikelola dengan benar.
Karen menurutnya batu di Indonesia sendiri dengan cincin api deretan pegunungan yang berkaitan dari Sabang samping Merauke, merupakan salah satu modal awal akan adanya batu-batu mulia yang berharga. “Kita yakin akik tidak hanya sekadar booming sementara, seperti daun cinta ataupun louhan. Karena batu tidak seperti kedua jenis tersebut yang dapat dikembangbiakkan yang apabila sudah banyak beredar maka penjualan turun. Berbeda dengan akik yang setiap harinya berkurang, karena tidak bisa dikembangkanbiakkan. Dan semakin langka batu akik yang diperoleh, maka akan menjadikan harga jual dengan nilai yang lebih tinggi tentunya,” pungkasnya. (ap8)
Penulis: M Furqon Firman Syah | Radar Pekalongan – Dalal Muslimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar